h1

Program Penghematan Tenaga Listrik

4 April 2008

Sampai saat ini, dikarenakan sosialisasi dari PLN yang dirasakan sangat kurang, masih banyak pengguna layanan listrik dari PLN yang masih belum mengerti atau bahkan belum tahu tentang program insentif dan disinsentif yang mulai diterapkan pada semua pelanggannya terhitung bulan April untuk tagihan bulan Mei.

Secara garis besar, program insentif dan disinsentif ini merupakan cara PLN memaksa pelanggannya untuk menghemat penggunaan listrik, dengan cara memberi denda (disinsentif )pada pelanggan yang menggunakan listrik lebih dari ketentuan yang mereka tetapkan, dan memberikan potongan ( insentif ) tagihan listrik pada pelanggan yang menggunakan listrik dibawah ketentuan.

Menurut saya ini hanya akal – akalan PLN untuk mendapatkan pendapatan lebih, dengan cara “kreatif”, mengapa dengan cara seperti ini? Karena menurut KEPRES RI No.104 Tahun 2003 tentang harga jual tenaga listrik yang dijual oleh PLN, PLN belum bisa menaikkan TDL ( Tarif Dasar Listrik ). Memang munculnya program ini dipicu oleh kenaikan harga BBM yang merupakan bahan utama pembangkit listrik di Indonesia. Tapi bukankah ini kesalahan PLN yang tetap menggunakan BBM untuk menjalankan pembangkitnya, padahal masih banyak sumber daya alam yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik, mulai dari teknologi micro hidro, sampah, surya, panas bumi, angin dll, yang masa ketersediaannya lebih lama dari minyak bumi. Program ini membuat kita harus ikut menanggung ketidakmampuan PLN untuk menjaga ketersediaan listrik di negara ini. Tapi sudahlah, apa gunanya menggerutu. Lebih baik saya jelaskan bagaimana program ini dilaksanakan, agar orang – orang mengerti dan tahu apa yang harus dilakukan agar tagihan listriknya tidak membengkak.

Garis besar program penghematan penggunaan listrik

Dasar pelaksanaan program ini adalah “Keputusan Direksi PT. PLN (Persero ) nomor 091.K/DIR/2009 Tentang Ketentuan pelaksanaan Penghematan tenaga listrik oleh pelanggan PT.PLN (Persero)” yang memutuskan : pengehematan penggunaan tebanaga listrik dilakukan melalui mekanisme :

  1. Pemberian insentif, berupa pengurangan tagihan rekening listrik kepada pelanggan PT. PLN (Persero) yang dapat berhemat sehingga penggunaan listriknya lebih kecil dari 80% pemakaina tenaga listrik rata – rata nasional per bulan, dan;
  2. Pengenaan disinsentif, berupa tambahan tagihan rekening listrik kepada pelanggan PT. PLN ( Persero ) yang pemakaian tenaga listriknya lebih besar dari 80% pemakainan tenaga listrik rata – rata nasional per bulan.

Pelanggan yang dikenakan program ini adalah golongan pelanggan rumah tangga, golongan pelanggan bisnis ( kecuali pelanggan bisnis dengan daya diatas 200 kVA) dan golongan pemerintah.

Program ini tidak diberlakukan pada pelanggan yang belum dilayani oleh ketenaga listrikkan 24 jam, dan bagi pelanggan yang pemakaian listriknya bersifat sementara.

Tabel Pemakaian rata – rata nasional dan batas hemat per golongan tarif per bulan

Golongan tarif

Batas daya

Pemakaian rata–rata nasional perbulan (kWh)

Batas hemat per bulan (kWh)

R-1 / TR

s.d 450 VA

75

60

R-1 / TR

900 VA

115

92

R-1 / TR

1300 VA

197

158

R-1 / TR

2200 VA

354

283

R-2 / TR

> 2200 s.d 6600 VA

118 *

94 *

R-3 / TR

> 6600 VA

122 *

98 *

B-1 / TR

s.d 450 VA

70

56

B-1 / TR

900 VA

131

105

B-1 / TR

1300 VA

187

150

B-1 / TR

2200 VA

290

232

B-2 / TR

> 2200 s.d 6600 VA

118 *

94 *

P-1 / TR

s.d 450 VA

89

71

P-1 / TR

900 VA

121

97

P-1 / TR

1300 VA

199

159

P-1 / TR

2200 VA

320

256

P-1 / TR

>2200 VA s.d 200 kVA

125 *

100 *

P-2 / TM

>200 kVA

115 *

92 *

P-3 / TR

335 *

268 *

* = adalah perhitungan berdasarkan jam nyala setiap bulan

Berikut ini adalah rumus penghitungan pemberian insentif dan disinsentif :

Insentif = 0,20 {( 0,80 x kWh rata – rata ) – kWh pemakaian }x He

R1, B1, P1 450 VA : Disinsentif = 0,30 x {( kWh pemakaian – ( 0,80 x kWh rata – rata )}x He

R1, B1, P1 900 Va : Disinsentif = 0,30 x {( kWh pemakaian – ( 0,80 x kWh rata – rata )}x He

R1, B1, P1 1300 VA : Disinsentif = 0,35 x {( kWh pemakaian – ( 0,80 x kWh rata – rata )}x He

R1, B1, P1 2200 VA : Disinsentif = 0,80 x {( kWh pemakaian – ( 0,80 x kWh rata – rata )}x He

Khusus untuk pelanggan diatas 2200 VA formulanya adalah sebagi berikut

Disinsentif = 1,60 {( kWh pemakaian – ( 0,80 x kWh rata – rata )} x He

kWh rata – rata = Pemakaian tenaga listrik rata – rata nasional perbulan yang ditetapkan sesuai golongan tarif pelanggan.

kWh pemakaian = Pemakaian tenaga listrik pelanggan setiap bulan.

He = Harga energi tertinggi pada golongan tarif masing – masing pelanggan sesuai tarif dasar listrik.

Berikut adalah tabel Harga energi ( He ) berdasarkan golongannya.

Rumah Tangga

No.

Gol. Tarip

Batas Daya

Biaya Beban / KVA

Batasan

Biaya Pemakaian
( Rp / Kwh )

1.

R-1/TR

s.d. 450 VA

11.000

Blok I

0 s.d. 30 kwh

169

Blok II

diatas 30 kwh s.d. 60 kwh

360

Blok III

diatas 60 kwh

495

2.

R-1/TR

900 VA

20.000

Blok I

0 s.d. 20 kwh

275

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

445

Blok III

diatas 60 kwh

495

3.

R-1/TR

1.300 VA

30.100

Blok I

0 s.d. 20 kwh

385

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

445

Blok III

diatas 60 kwh

495

4.

R-1/TR

2.200 VA

30.200

Blok I

0 s.d. 20 kwh

390

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

445

Blok III

diatas 60 kwh

495

5.

R-2/TR

diatas 2,2 s.d 6,6 kVA

30.400

560

6.

R-3/TR

diatas 6,6 kVA

34.260

621

Bisnis

No.

Gol. Tarip

Batas Daya

Biaya Beban / KVA

Batasan

Biaya Pemakaian
( Rp / Kwh )

1.

B-1/TR

s.d. 450 VA

23.500

Blok I

0 s.d. 30 kwh

254

Blok II

diatas 30 kwh

420

2.

B-1/TR

900 VA

26.500

Blok I

0 s.d. 108 kwh

420

Blok II

diatas 108 kwh

465

3.

B-1/TR

1.300 VA

28.200

Blok I

0 s.d. 146 kwh

470

Blok II

diatas 146 kwh

473

4.

B-1/TR

2.200 VA

29.200

Blok I

0 s.d. 264 kwh

480

Blok II

diatas 264 kwh

518

5.

B-2/TR

diatas 2,2 s.d 200 kVA

30.000

Blok I

0 s.d. 100 jam nyala

530

Blok II

diatas 100 jam nyala

545

6.

B-3/TM

diatas 200 kVA

28.400

Blok WBP

K x 452

Blok LWBP

452

K :

Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban kelistrikan

setempat ( 1,4 < K < 2 )

WBP :

Waktu Beban Puncak

LWBP :

Luar Waktu Beban Puncak

Jam Nyala :

adalah kWh perbulan dibagi dengan kVA tersambung

Industri

No.

Gol. Tarip

Batas Daya

Biaya Beban / KVA

Batasan

Biaya Pemakaian
( Rp / Kwh )

1.

P-1/TR

s.d. 450 VA

26.000

Blok I

0 s.d. 30 kwh

160

Blok II

diatas 30 kwh

395

2.

P-1/TR

900 VA

31.500

Blok I

0 s.d. 72 kwh

315

Blok II

diatas 72 kwh

405

3.

P-1/TR

1.300 VA

31.800

Blok I

0 s.d. 104 kwh

450

Blok II

diatas 104 kwh

460

4.

P-1/TR

2.200 VA

32.000

Blok I

0 s.d. 196 kwh

455

Blok II

diatas 196 kwh

460

5.

P-1/TR

diatas 2,2 s.d 14 kVA

32.200

Blok I

0 s.d. 80 kwh

455

Blok II

diatas 80 kwh

460

6.

P-2/TR

diatas 14 s.d 200 kVA

32.500

Blok WBP

K x 440

Blok LWBP

440

7.

P-3/TM

diatas 200 kVA

29.500

Blok WBP

0 s.d. 350 jam nyala

K x 439

Blok WBP

diatas 350 jam nyala

439

Blok LWBP

439

8.

P-4/TT

30.000 kVA keatas

27.000

434

K :

Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban kelistrikan

setempat ( 1,4 < K < 2 )

WBP :

Waktu Beban Puncak

LWBP :

Luar Waktu Beban Puncak

Jam Nyala :

adalah kWh perbulan dibagi dengan kVA tersambung

Sosial

No.

Gol. Tarip

Batas Daya

Biaya Beban / KVA

Batasan

Biaya Pemakaian
( Rp / Kwh )

1.

S-1/TR

220 VA

Abonemen per bulan Rp 14.800

2.

S-2/TR

450 VA

10.000

Blok I

0 s.d. 30 kwh

123

Blok II

diatas 30 kwh s.d. 60 kwh

265

Blok III

diatas 60 kwh

360

3.

S-2/TR

900 VA

15.000

Blok I

0 s.d. 20 kwh

260

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

295

Blok III

diatas 60 kwh

360

4.

S-2/TR

1.300 VA

25.000

Blok I

0 s.d. 20 kwh

250

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

335

Blok III

diatas 60 kwh

405

5.

S-2/TR

2.200 VA

27.000

Blok I

0 s.d. 20 kwh

250

Blok II

diatas 20 kwh s.d. 60 kwh

370

Blok III

diatas 60 kwh

420

6.

S-2/TR

diatas 2,2 s.d 200 kVA

30.500

Blok I

0 s.d. 60 jam nyala

380

Blok II

diatas 60 jam nyala

430

7.

S-3/TM

diatas 200 kVA

29.500

Blok WBP

K x P x 325

Blok LWBP

P x 325

K :

Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban kelistrikan

setempat ( 1,4 < K < 2 )

P :

Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifat komersial

dimana untuk S-3 bersifat sosial murni P=1 dan untuk S-3 bersifat sosial komersil P=1,17

WBP :

Waktu Beban Puncak

LWBP :

Luar Waktu Beban Puncak

Jam Nyala :

adalah kWh perbulan dibagi dengan kVA tersambung

Kantor Pemerintah dan PJU

No.

Gol. Tarip

Batas Daya

Biaya Beban / KVA

Batasan

Biaya Pemakaian
( Rp / Kwh )

1.

P-1/TR

s.d. 450 VA

20.000

575

2.

P1/TR

900 VA

24.600

600

3.

P-1/TR

1.300 VA

24.600

600

4.

P-1/TR

2.200 VA

24.600

600

5.

P-1/TR

diatas 2,2 s.d 200 kVA

24.600

600

6.

P-2/TM

diatas 200 kVA

23.800

Blok WBP

K x 379

Blok LWBP

379

7.

P-3/TR

635

K :

Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban kelistrikan

setempat ( 1,4 < K < 2 )

WBP :

Waktu Beban Puncak

LWBP :

Luar Waktu Beban Puncak

Jam Nyala :

adalah kWh perbulan dibagi dengan kVA tersambung

Sekarang mulailah berhitung, lihat berapa pemakaian listrik perbulan (kWh), biasanya tertera pada struk pembayaran rekening, kecuali bagi mereka yang membayar tagihannya lewat ATM atau Internet Banking mungkin tidak akan ada informasi mengenai berapa banyak pemakaian energi listriknya. Marilah kita bantu (lagi) pemerintah yang sedang kebingungan gara – gara ketidakmampuan PLN sebagai penyedia listrik, dengan menghemat peggunaan listrik.

Ups, hari ini komputer baru sudah menyala selama 1 jam, harus segera dimatikan kalau tidak ingin tagihan listrik bulan depan meroket. Semoga informasi diatas bisa berguna.

Next : Save, posting…shutdown..

6 comments

  1. *geleng-geleng kepala*

    next: save (disave kagak ya, soalnya suka puyeng klo udah baca angka), posting… shutdown… ntar dulu…….


  2. kekekke….kalo aku sih pusingnya gara – gara tagihannya makin muahaalll…thanks for stop by any way mas alid 😉


  3. gimana cara nya untuk berhemat bagi kalangan bisnis, contoh : saya punya warnet, kan makin banyak pc nyala berarti mestinya makin besar pemasukan tapi ini tagihan listrik naek 200% lebih. itu namanya memeras bukan begini cara nya PLN mau berhemat..saya kok melihat nya hanya2 akal2an PLN aja nih cari duit. jelas banget kok, kok disinsentif nya besar sekali. itu keterlaluan sekali……

    yg kena disinsentif nya banyak banget loh, dikemanain tuh duit? pikir aja deh klo klo sbelum nya saya bayar listrik warnet 4,5jt tiba2 bulan april saya bayar 10jt….LOGIS ga menurut anda?


  4. @ Pingkan
    terus terang saya juga punya pandangan yang sama dengan anda, seperti yang telah saya katakan diatas, ini merupakan akal – akalan PLN untuk menaikkan tarif listrik dengan menghindari UU tenaga listrik yang jelas – jelas melarang adnaya kenaikan tarif. Dengan berbagai dalih klasiknya, pln merugi lah, bbm naiklah atau apalah, yang pasti kita sebagai rakyat pengguna listrik lah yang menanggung derita…


  5. Thanks Artikelnya..muantap gan.
    memang ni hanya akal-akalan PLN doang,contoh lagi dibawah 300 jam nyala kena 68 rbuan,klo diatas 300 jam nyala kena setengahnya,klo diitung”sama ajah,blm lg disinsentifnya ga nahan..jd binun mo gmna..


  6. @Avans : thanks ya…dapet cendol ga nih ^_^
    ga usah bingung harus gimana, pakai aja listrik sehemat mungkin dah..xixixix…



Leave a comment